Semua Lembaga Negara Berkomitmen Aktif Menguatkan Ideologi Pancasila

 Presiden SBY dan pimpinan lembaga negara lainnya mengikuti keterangan pers bersama yang disampaikan Ketua MK Mahfud MD, di Gedung MK, Selasa (24/5) siang. (foto: abror/presidensby.info)

Presiden SBY dan pimpinan lembaga negara lainnya mengikuti keterangan pers bersama yang disampaikan Ketua MK Mahfud MD, di Gedung MK, Selasa (24/5) siang. (foto: abror/presidensby.info)


Jakarta: Pertemuan Pimpinan Lembaga Negara di Mahkamah Konstitusi menyepakati 4 butir kesepakatan. Semua lembaga negara berkomitmen dan secara aktif mengambil tanggung jawab untuk menguatkan Pancasila sebagai ideologi negara. Demikian dikatakan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD dalam keterangan pers bersama di lobi Gedung MK, Jakarta, Selasa (24/5) siang.

"Semua lembaga negara berkomitmen untuk secara aktif mengambil tanggung jawab dalam upaya menguatkan Pancasila sebagai dasar ideologi negara sesuai dengan peran, posisi, dan kewenangannya masing-masing," kata Mahfud.

Kedua, seluruh lembaga negara sepakat bahwa Pancasila harus menjadi ideologi dan inspirasi untuk membangun kehidupan berbangsa yang rukun, harmonis, dan jauh dari perilaku mendahulukan kepentingan kelompok atau golongan.

Ketiga, Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika adalah 4 pilar kebangsaan yang harus diterapkan. Dan keempat, diperlukan rencana aksi nasional untuk mensosialisasikan dan menguatkan nilai-nilai Pancasila. "Hal ini dilakukan oleh suatu lembaga untuk melakukan sosialisasi dan penguatan nilai-nilai Pancasila secara formal melalui Pendidikan Pancasila dan Konstitusi," Mahfud menjelaskan.

Dalam keterangan pers bersama Presiden SBY dan pimpinan lembaga negara lainnya ini, Mahfud juga mengatakan bahwa dewasa ini nilai-nilai Pancasila mengalami keterpinggiran yang berakibat pada munculnya berbagai persoalan kebangsaan yang membawa ancaman terhadap pilar kekuatan bangsa.

Menurut Ketua MK, konflik dan kekerasan sosial mudah terjadi karena dipicu oleh perbedaan latar belakang etnisitas, primordialisme, dan terutama agama. Hal ini tidak boleh dibiarkan terus terjadi. "Kesantunan, toleransi, dan tepa selira yang menjadi karakter orisinil bangsa ini meluntur karena penetrasi pemikiran dan tindakan pragmatik individualistik," kata Mahfud. "Peminggiran nilai-nilai Pancasila merupakan bentuk pengingkaran atas realitas dan karakter orisinil bangsa Indonesia yang penuh dimensi keluhuran," ia menambahkan.

Untuk mengatasi kemunduran nilai itu, maka diperlukan kesadaran kolektif semua elemen bangsa untuk merevitalisasi nilai-nilai Pancasila sebagai dasar ideologi negara. "Kesadaran kolektif merupakan prasyarat dan modal utama untuk dapat melihat secara utuh Pancasila sebagai tata nilai yang menjadi landasan fundamental bangsa Indonesia dalam membangun kerukunan, keharmonisan, keadilan, dan kesejahteraan di antara sesama warga bangsa," Mahfud menandaskan.

Turut hadir dalam joint press conference tersebut Ketua MPR Taufik Kiemas, Ketua DPR Marzuki Ali, Ketua MA Harifin Tumpa, Ketua DPD Irman Gusman, dan Ketua KY Erman Suparman. Tampak juga Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menko Kesra Agung Laksono, Mensesneg Sudi Silalahi, Menhub Freddy Numberi, dan Seskab Dipo Alam.

Usai mengikuti keterangan pers bersama ini, Presiden SBY langsung menuju Lanud TNI-AU Halim Perdanakusuma untuk bertolak ke Denpasar, Bali. Besok, Presiden akan membuka Konferensi Tingkat Menteri ke-16 Gerakan Nonblok. (yun)

Link Terkait:

0 komentar:

Posting Komentar

awab abdul wahab. Diberdayakan oleh Blogger.
.

Featured Posts Coolbthemes

manusia diselamatkan bukan oleh pendidikan melainkan oleh keterampilanya

Copyright © / Life is Worship

Template by : Urangkurai / powered by :blogger