Tahun 2012, Forum Muda Paramadina akan menyelenggarakan sayembara Ahmad Wahib Award (AWA). Sayembara ini adalah program dua tahunan untuk mendorong anak-anak muda mengekspresikan ide dan gagasan mengenai pluralisme, kebebasan beragama dan perdamaian melalui tiga media: sayembara esai, video esai dan blog.
1. Sayembara esai. Melalui sayembara ini, kami akan mengundang calon peserta untuk menuliskan ide hasil refleksi kritis mereka terhadap praktik pluralisme, kebebasan beragama dan perdamaian di masing-masing tempat. Mereka dituntut untuk menuliskan gagasannya dalam 5-10 halaman. Karya mereka akan dinilai berdasarkan orginalitas, kekuatan ide dan sistematika penulisan. Selain memperebutkan tiga juara, kami juga akan menyeleksi 30 terbaik untuk diterbitkan.
2. Sayembara blog. Sayemebara ini tidak hanya menantang bloger untuk menulis gagasan mengenai tema di atas pada blog masing-masing, mereka juga dituntut untuk mempopulerkannya di dunia maya. Meskipun begitu, materi blog tidak harus selalu tulisan, bisa juga foto, video dan lainnya. Bloger terbaik akan diukur dari dua segi: ketersebaran di dunia maya dan blognya bisa menjadi pusat perdebatan mengenai tema kita selama masa lomba.
3. Sayembara video esai. Sayembara ini menuntut calon peserta menuangkan gagasannya melalui audio visual. Kini teknologi untuk membuat video sudah semakin akrab di kalangan anak muda. Sayembara ini memberi peluang kepada mereka yang ingin menuangkan tidak lagi menggunakan media tulis menulis, melaikan audio visual. Video yang diperlombakan tidak terbatasi pada gambar bergerak, tetapi bisa juga berupa animasi, kumpulan foto atau apa saja. Kriteria video terbaik akan dilihat berdasarkan kekuatan ide dan bentuk pada karya tersebut.
Kompetisi ini ditujukan untuk seluruh siswa SMA atau sederajat dan mahasiswa S1 di Indonesia. Sayembara ini memperebutkan juara 1, 2 dan 3 untuk masing-masing kategori. Dengan begitu, kami berharap program ini dapat mendorong pemikiran kritis Ahamd Wahib menjadi virus bagi kaum muda di Indonesia.
Mengapa Ahmad Wahib?
Pada peralihan tahun 1970-an, di kalangan kawan-kawan dekatnya di Yogyakarta, Ahmad Wahib dikenal sebagai pemikir Muslim yang progresif. Pada 1982, catatan harian itu diterbitkan sebagai Pergolakan Pemikiran Islam: Catatan Harian Ahmad Wahib. Buku itu segera menngundang kontroversi: sebagian kalangan memujinya, sebagian lainnya tidak.
Dari catatan harian itu, kita tahu betapa Wahib adalah seorang pencari kebenaran yang tak kenal lelah. Tulisnya suatu kali: “Aku belum tahu apakah Islam itu sebenarnya. Aku baru tahu Islam menurut Hamka, Islam menurut Natsir, … Dan terus terang Aku tidak puas. Yang kucari belum ketemu, yaitu Islam menurut Allah, pembuatnya. Bagaimana? Langsung studi al-Quran dan sunnah, akan kucoba. Tapi orang-orang lain pun akan menganggap bahwa yang kudapat itu Islam menurt aku sendiri. Tapi biar, yang penting adalah keyakinan dalam akal sehatku yang kupahami itu Islam menurut Allah. Aku harus yakin itu. Terus menerus didekati.”
Dari segi ini, Wahib adalah satu ladang subur darimana ilham mengenai pemikiran-pemikiran Islam yang pluralis dan toleran bisa digali, dilanjutkan, diperkaya. Sayangnya, di luar catatan hariannya di atas, tak banyak yang dikenal publik mengenai almarhum. Dewasa ini hanya segelintir kalangan terdidik Muslim yang membaca dan mengenalnya.
Meski begitu, Wahib adalah sumber inspirasi berharga bagi anak muda saat ini. Mereka bisa memiliki lebih banyak media untuk menampilkan pikiran-pikiran kritisnya, media yang tidak ada pada masa Wahib saat menuliskan catatannya. Selain itu, kita juga membutuhkan karya anak muda untuk merawat pluralisme dan perdamaian pada masa transisi ini sebagai alat kampanye agar melekat pada generasinya. Oleh karena itulah, sayembara Ahamd Wahib Award diselenggarakan.
Informasi lebih lanjut bisa diakses di http://ahmadwahib.com/id/index.php
Postingan
0 komentar:
Posting Komentar